Jumat, 03 Oktober 2014

Rajutan Biru


Ketika itu tak tersadarkan, keinginan untuk melepas Hasrat
Yang kini hanya menjadi sebuah penyesalan Pekat
Dalam rongga maupun tiap inci sel-sel yang menari Kilat
Dalam memori keinginan, Kini terbang jauh melesat

Individu itu menyendiri, merebahkan dirinya dalam sebuah kesunyian samudra mimpi. Mengalir, menari, menerawang jauh untuk memahami sebuah keinginan dirinya. Bertemankan Bruno Mars - When I was your man, juga secangkir kopi hitam pekat.

Dinginnya kota malam itu cukup untuk menyileti keperihan yang ia sesalkan, menyesal telah melupakan banyak deretan kata yang ia lontarkan. Kini sudah tertelan. Derungan jalanan pun menyemarakan nada-nada kesakitan dalam kepalanya.



Rentetan kata mulai menyatu dalam kegilaan fantasinya. mencoba merayu saraf yang melilit.
"Kini kusadari, yang lalu sudah terkikis  air garam
Rajutan itu, biru. Tak mungkin lagi kulepas, kusatukan dengan birunya langit juga laut"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar