Sabtu, 19 Juli 2014

Capek, Menyerah, SEGITU DOANG?!!!


Pecah, tersapu kayak puing2 cangkir yang terisi air terlalu panas ketika membuat kopi, lalu berantakan. Ya, sama seperti otak ketika mulai panas dengan semua macam bentuk perintah dari eksternal maupun internal. Semua menjadi satu dari segala macam bentuk zat warna kimia yang tidak sehat. Berwarna itu indah bukan ? ya, indah ketika kita hanya melihatnya. BUKAN UNTUK DIMAKAN.

Banyak faktor yang mulai menjadi satu dan bergerumul seperti untaian benang layangan yang menggeletak dan kusut. Mungkin bisa kita melepas simpul2 yang terjadi begitu saja. Mungkinkah kita kuat dengan seterunya masing2 benang yang beradu ??? atau mungkin kita akan menyelesaikannya dengan sebuah gunting dan memotong simpul2 itu dan ikta ikat kembali dengan satu simpul mati?

Banyak cara yang bisa dilakukan hanya effeknya akan berbeda dari tiap2 carayang di gunakan. Sama seperti sebuah masalah yang telah bercampur aduk sehingga membuat otak memerintahkan mulut untuk berbicara "Menyerah, sudah letih".

Sebuah Simpul senyum licik, sinis, layaknya cowboy yang menodongkan pistolnya saat ingin merampok sebuah Bank muncul dalam suatu bagian otak terpencil. Seperti sebuah villa besar pada suatu desa yang masih sangat alami. Belum ada polusi, mengalirnya air sungai yang jernih dengan ikan - ikan atraktif meng-elokannya. Seketika sunggingan senyum licik itu berkata "SEGITU DOANG?"

Terlintas semua bayangan apa yang telah di usahakan, hingga tinggal saja merawatnya, mempertahankan, menghias dengan komposisi warna tanpa bahan pengawet. Ya, sesuatu dengan pengawet tidaklah bagus. Keindahan sesaat yang akan menipu kasat mata. Tapi indra perasa, akan menolak karena tahu akan akibat jika terus di konsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar